KUALITAS MENGASIHI YANG TUHAN MAU


Pertanyaan: ".. apakah engkau mengasihi AKU" ? diajukan Yesus kepada Simon Petrus setelah Yesus beberapa kali menampakkan diri kepada murid-muridnya Paska kematian dan kebangkitanNya.
Dari pertanyaan itu kita mendapatkan hal penting tentang KUALITAS MENGASIHI yang dituntut Allah dari manusia. (Yohanes 21:15-17)
Dalam bahasa aslinya, kata itu ditulis: "Simon, apakah engkau AGAPE kepada KU" ? tanya Yesus. Dan jawaban Simon Petrus saat itu adalah: "..Engkau tahu bahwa aku Philea kepada MU".
Dua kali Tuhan Yesus menanyakan hal yang sama kepada Simon Petrus dan dijawab sama pula oleh Simon Petrus demikian.
Pada pertanyaan ketiga Tuhan merubah pertanyaanNya: "Simon, apakah engkau Philea kepada KU" ? Dan dalam kesedihannya, Simon Petrus menjawab Yesus: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku Philea kepada MU".
Dari pertanyaan Yesus kepada Simon Petrus itu, kita mendapati bahwa:
1. Standar Allah dalam mengasihi adalah AGAPE. Ini adalah suatu sikap mengasihi yang diluar kewajaran. Sikap mengashi tanpa pamrih. Bukan karena Allah baik kepada kita lalu kita pun bersikap baik kepadaNya, melainkan lebih dari itu.. meski Allah pada suatu ketika (dalam pemandangan kita) tidak melakukan apapun yang baik dalam hidup kita; misalnya, sakit tidak disembuhkan, miskin seumur hidup, menjalani hidup susah secara permanen, dilahirkan dalam keadaan cacat, dan bentuk-bentuk kemalangan yang lain.. apakah kita tetap bisa mengasihi Allah?
Jawaban Simon Petrus yang berkata bahwa dia hanya mampu mengasihi Yesus dengan Philea menggambarkan ketidak mampuan Simon Petrus dalam memenuhi tuntutan Allah untuk bisa mengasihiNya tanpa pamrih.
2. Allah harus menurunkan standar tuntutanNya. Pertanyaan Yesus ketiga kali pada Simon Petrus, menjelaskan secara gamblang betapa kemudian Allah menurunkan standar tuntutannya dari AGAPE menjadi PHILEA. Philea adalah suatu kondisi mengasihi yang didasarkan pada hubungan timbal balik, "jika satu pihak berlaku baik, maka pihak lain akan berlaku baik juga.. hubungan mengasihi yang seimbang". Ini juga bisa berarti, "jika satu pihak berlaku tidak perduli atau bahkan berlaku jahat, maka pihak lainnya akan membalas dengan hal yang sama jahatnya".
Simon Petrus adalah prototype manusia pada umumnya, seperti kita; saudara dan saya sekalian.. kita tidak bisa mengasihi Allah apalagi manusia lain yang tidak pernah mau memperhatikan dan peduli kepada kita. Kita sebagai manusia pada umumnya hanya mau membangun hubungan dengan pribadi yang berlaku baik kepada kita.
Tuntutan KUALITAS MENGASHI ALLAH DENGAN AGAPE hanya mungkin terjadi saat seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya, sebelum para murid Yesus kemudian menjadi saksi di Yerusalem, Yudea dan Samaria dan sampai keujung bumi.. Yesus meminta mereka tinggal di Yerusalem sampai mereka semua mengalami kepenuhan Roh Kudus. Agar para murid dimampukan untuk mengasihi Allah dan sesamanya dengan kualitas KASIH AGAPE.
Semoga kita semua termasuk kepada golongan manusia yang dimampukan Allah untuk bisa mengasihi DIA dan sesama kita dengan KASIH AGAPE.

Post a Comment

Previous Post Next Post